Konstruksi dari Beton Bisa Mengapung?

Mempunyai visi untuk menjadi perguruan tinggi dengan reputasi internasional dalam ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang menunjang industry dan kelautan yang berwawasan lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat visinya dengan adanya MoA (Memorandum of Agreement) antara Ketua LPPM ITS Prof. Adi Soeprijanto, Direktur PT Karya Prima Anugerah Mandiri (KPAM) Ir. Budi S. Prasetyo, dan Direktur PT Karya Segarayasa Bestari (RSB) Aris Wibowo, MT. Adapun bidang kerjasama yang menjadi fokus adalah “Rancang Bangun Beton Apung untuk Infrastruktur Maritim”. MoA telah ditandatangani pada tanggal 27 Februari 2019 di Ruang Sidang Utama Rektorat Lt. 1, Kampus ITS, Keputih, Sukolilo.

PT KPAM saat ini tengah bekerjasama dengan perusahaan dari Swedia yang bergerang di bidang Floating Concrete Pontoon sejak tahun 1918 bernama SF Marina. Sementara itu, PT RSB merupakan perusahaan konsultan yang sudah banyak mengerjakan kajian kelayakan, desain dan perancangan pelabuhan dan marina di Indonesia.

Dengan adanya kerjasama riset “Aplikasi Rancang Bangun Beton Apung”, ketiga pihak diharapkan mampu menguasai teknologi beton apung yang nantinya berguna untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur maritim di Indonesia. Dengan studi kelayakan dari PT RSB, desain dan perancangan oleh ahli dari ITS, serta produksi dan konstruksi oleh PT KPAM, diharapkan nantinya beton apung ini dapat banyak diaplikasikan dalam bentuk mewujudkan kemandirian bangsa dan semangat meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri.

Di Indonesia, konstruksi beton apung ini belum banyak diaplikasikan, khususnya untuk infrastruktur maritim, padahal beton lebih tahan korosi dibandingkan baja. Beton yang umumnya kita kenal untuk struktur jembatan, dermaga, dan pemecah gelombang pelindung pantai adalah material yang mudah dibentuk, punya rapat massa dan kekuatan tekan yang tinggi. Sedangkan di luar negeri, beton apung sudah banyak diaplikasikan, misalnya untuk pemecah gelombang terapung, pompa bensin terapung, jembatan apung, sistem budidaya ikan, dan masih banyak lagi.

Setelah penandatanganan MoA, dilaksanakan “Talent Scouting” untuk calon wisudawan dan alumni ITS yang berminat untuk bergabung dengan PT KPAM atau PT Graha Citra Anugerah Lestari Group (GCALG). Banyak peserta “Talent Scouting” yang berasal dari Departemen Teknik Kelautan, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Teknik Informatika.

Adapun topik-topik yang dibahas pada Kuliah Tamu dari PT KPAM dan PT GCAL Group adalah:

  • “Aplikasi Ponton Beton Apung untuk Infrastruktur Wisata Bahari dan Industri”
oleh PT Karya Prima Anugerah Mandiri
  • “Structural Health Monitoring System”
oleh PT Graha Survei Indonesia
  • “Pengelolaan Air Tanah di Indonesia”
oleh PT Wahana Krida Konsulindo
  • “Structure Strengthening with Fibre Reinforced Polymer”
Oleh PT Fyfe Fiberwrap Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *